Tidak dapat dipungkiri, layaknya rumpun ilmu lain seperti akutansi, managemen, matematika, bahasa bahkan sains, desain grafis kini masuk menjadi salah satu rumpun ilmu yang paling dibutuhkan, baik dalam industri maupun non-industri. Tidak percaya? sederhana saja, apa yang kamu lihat sekarang? apa yang ada disekeliling kamu sekarang? semua yang kamu lihat dan ada disekeliling kamu adalah produk yang sebelumnya telah dipikirkan dan dirancang secara grafis, mulai dari bentuk, warna, sampai motifnya.
Dalam judul diatas saya menyebutkan "Kenapa seseorang harus mempelajari desain grafis?" Ya, di era modern ini, ilmu desain grafis bukan hanya untuk para desainer saja, tapi juga untuk semua kalangan, baik dari owner, produsen sampai konsumen itu sendiri. Alasannya sederhana, saya sebut saja sekarang adalah zamannya pencitraan, dimana apa yang ditampilkan adalah yang menjadi daya tarik masyarakat. Orang-orang akan membeli Tshirt dengan desain yang mereka suka, membeli rumah, furnitur, kendaraan, ponsel, komputer sampai semua benda sesuai dengan pencitraan masing-masing. Desain, warna, komposisi bentuk, motif, dan aspek pencitraan lainnya menjadi salah satu faktor daya tarik yang diutamakan selain fungsi atau manfaatnya.
Semua masalah selera, apa yang kita inginkan terkadang tidak sesuai dengan apa yang desainer sajikan. Selalu saja ada bagian dari hasil desain yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Kenapa bisa terjadi seperti itu? Pemahaman tentang apa yang sebenarnya desainer ingin sajikan tidak selaras dengan pemahaman konsumen. Sehingga, pasti akan terjadi gaya tolak belakang antara desainer dengan konsumen melalui produk, hal ini sering disebut juga dengan beda selera. Hal tersebut cukup menimbulkan masalah, sebagai pengguna, konsumen selalu menuntut desainer untuk melakukan revisi, begitu pula desainer, pun harus bekerja diluar aturan-aturan desain grafis dan mengikuti keinginan konsumen. Akibatnya? apa yang akan anda katakan jika suatu produk gagal dipasaran hanya karena desain?
Lalu bagaimana cara memecahkan perbedaan pemahaman tersebut?
1. Kesadaran bahwa desainer bukanlah seniman yang membuat karya sesuai kehendak sendiri. Tak bisa dipungkiri bahwa desainer harus mengikuti arus pasar, dimana dia harus memikirkan apakah desainnya akan laku dipasaran atau tidak?
2. Konsumen harus mengerti desain grafis. Sebagai konsumen yang cerdas, mereka tidak bisa memaksakan pandangan mereka terhadap desain suatu produk dipasaran. Siapa yang lebih tau tentang komposisi warna, keselarasan bentuk, kesesuaian ukuran, pencitraan, pemaknaan kesan? Konsumen atau desainer kah yang lebih tau?
Yuk! Mari kita belajar desain grafis.